Cipta karya sampah kita: Membuat Ecobrick dan Kompos

Anggota Microbiolgy Club

Kegiatan pembuatan ecobrick dan kompos dilakukan yaitu untuk memenuhi program club, kebutuhan pengelolaan sampah plastik sampah di lingkungan fakultas, menimalisirkan sampah di lingkungan fakultas, club ini juga kolaborasi dengan divisi khusus di himpunan serta silahturahmi antar angkatan dalam club.
Ecobrick adalah botol plastik bekas yang diisi padat dengan limbah anorganik seperti plastik untuk pembuatan blok bangunan seperti pagar kebun yang dapat digunakan kembali. Tujuan utama pembuatan ecobrick adalah untuk menimalisirkan sampah. Kompos adalah salah satu pupuk organik buatan manusia yang dibuat dari proses pembusukkan sisa-sisa bahan organik seperti dari sayur busuk dan serasah. Proses kompos yang kami lakukan adalah secara anaerobik. Proses ini disebut juga dekomposisi atau penguraian. Manfaat dari kompos yaitu, pada tanah dapat memperbaiki kondisi fisik tanah untuk menyediakan unsur hara seperti N (nitrogen), P (fosfor) dan K (kalium) didalam tanah mudah dimanfaatkan oleh tanaman, bagi tanaman kompos bermanfaat sebagai pertumbuhan.

Microbiology club mengadakan pelatihan tentang pembuatan ecobrick dari sampah anorganik dan kompos yang berasal dari sampak organik pada hari jumat 3 mei 2019 di kebun biologi fakultas Sains dan Teknologi UIN Ar-Raniry Banda Aceh. Tujuan kegiatan ini adalah Reduce (mengurangi), Reuse (menggunakan kembali), Recycle (mendaur ulang). Perserta yang ikut adalah berasal dari prodi biologi dan didampingi oleh ibu kaprodi yaitu ibu Lina Rahmawati, M. Si., dan ibu Diannita Harahap, M. Si., serta fasilitatornya adalah Rosanti Apriyani dan Febby Yolanda Wulandari. Kegiatan ini juga melakukan games yaitu berupa pertanyaan dari ibu kaprodi dan dari fasilitator yang dapat menjawab pertanyaan mendapatkan bingkisan dari mircobioogy club.

Pemberian Hadiah kepada Peserta yang menjawab pertanyaan

Kegiatan yang pertama, kami membuat ecobrick caranya sangat mudah yaitu siapkan botol plastik air mineral yang sudah dikeringkan agar sampah didalam botol tidak menimbulkan bau. Botol plastiknya digunakan bisa bervariasi. Hal yang paling penting adalah siapkan tongkat kayu yang keras untuk memasukkan sampah-sampah plastik kedalam botol supaya ecobrick benar-benar padat. Siapkan bungkus plastik, jemur bungkus kemasan plastik yang sudah terlebih dahulu dicuci dan dipotong sisi kiri-kanannya. Usahakan botol ecobrick padat  agar nantinya tidak mudah patah atau penyok.

Ecobrik dalam botol plastik

Kegiatan yang kedua adalah kami membuat kompos alat dan bahan yang diperlukan adalah cangkul, bor dan mata bor, kaleng cat bekas/menyerupai tempat sampah, sampah  hijauan (sisa kulit buah, sayur, rumput hijau, dan lain-lain), sampah coklat (dedaunan kering, rantai, dan lain-lain) fungsinya sebagai penyedia unsur C dan juga mencegah bau kondisi terlalu berair, kompos jadi+tanah, EM4, molase/gula merah, dan air. Cara membuatnya adalah dipersiapkan lubang diameter serupa dengan tong sampah dengan kedalaman 30-40 cm. Lubangi dan sisi bawah dan samping keliling kaleng cat dengan bor untuk memberikan akses lindi (cairan kompos) keluar selama proses pengomposan. Lalu tempatkan kaleng cat pada lubang tanah yang sudah digali. Sampah kering dimasukkan sebagian (lapisan pertama dari dasar) ditimpa dengan kompos jadi yang bercampur tanah, lalu ditimpa dengan sampah hijau dan ditimpa lagi dengan kompos jadi yang bercampur tanah. Bagian yang ketiga ditimpa lagi dengan sampah coklat (dedaunan kering). Setelah itu, dituangkan larutan yang didalamnya terdapat larutan  molase yang ditambah EM4 dan ditambah air. Tutup kaleng cat dengan penutup. Jangan lupa tutupnya dilubangi kecil-kecil agar air hujan dapat masuk dan kompos didalam tidak terlalu kering di sekeliling tutupnya di lem karena kita membuat kompos fakultatif anaerob. Fakultatif anaerob yaitu fermentasi berlangsung dalam kondisi tertutup tetapi masih membutuhkan oksigen. Jangan lupa juga dengan pengadukan dilakukan dua hari sekali, kalau masih tetap kering bisa dipercikkan air, pengadukan dilakukan untuk memberikan akses oksigen ke media kompos.

Kompos Kering

Kompos yang Bercampur Tanah
Kegiatan ini mempunyai integrasi keislaman yaitu kompos diurai oleh hewan kecil-kecil seperti belatung, karena setiap hewan yang diciptakan pasti mempunyai manfaat. Ecobrick dapat diambil nilai keislamannya yaitu kebersihan sebagian dari iman. Anak biologi harus mampu menemukan emas hitam jangan hanya mencari emas kuning dan biologi harus berkompos bukan anak biologi apabila tidak berkompos. 

Penulis : Nur Arfadilla (Mahasiswa Biologi, Angkatan 2016)

Tidak ada komentar