Prodi Biologi Gelar Webinar Internasional Bertajuk “Bioluminescent Application for Biosensor and Molecular Technique Application for Indicator Organism Detection”
(Rabu, 15 Maret 2023), Prodi Biologi mengelar webinar internasional sebagai wujud kerjasama internasional dengan beberapa peneliti dan civitas akademik dari kampus luar negeri. Webinar ini dipandu oleh Ridwan Sahputra selaku MC (Master of Ceremony) sebagai mahasiswa biologi dan dimoderatorkan oleh Ibu Feizia Huslina, M.Sc selaku dosen Prodi Biologi yang sedang menempuh pendidikan di RMIT University Australia. Acara ini dibuka oleh Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Dr Ir Dirhamsyah, MT, IPU dan sambutan Ketua Program Studi Biologi Muslich Hidayat, M.Si.
Terdapat 3 pemateri yang ahli dalam bidangnya masing-masing. Pemateri pertama adalah Alka Rani Batra yang akan menjelaskan tentang Remote Monitoring of Enterococus faecalis in Wastewater and Environmental Waters. Pemateri kedua adalah Subhan Hadi Kusuma, M.Si yang akan menjelaskan tentang Bioluminescent Application : From Biosensor to Light-Emitting Plants. Sedangkan pemateri ketiga yang merangkap kepala program studi Biologi UIN Ar-Raniry adalah bapak Muslich Hidayat, M.Si yang akan menjelaskan tentang Monitoring of Wild Animal Using Camera Traps. Webinar ini bertujuan untuk membuka wawasan mahasiswa tentang penelitian yang sedang dilakukan oleh beberapa negara seperti Australia dan Jepang dan mahasiswa dapat berintegrasi langsung dengan pemateri.
Pemateri
pertama Alka Rani Batra merupakan seorang mahasiswa program doktoral yang
berasal dari india yang menekuni bidang water research and garden save program.
Alka menilai bahwa akses air bersih yang kurang dan saranan kebersihan yang
masih kurang memadai membuat sumber air yang di pakai untuk kebutuhan
sehari-hari rentang terkontaminasi. Faktanya hanya sekitar 7% air limbah di
indonesia yang mengalami pengolahan dengan baik. Air imbah yang mengandung
patogen bisa mencemari sumber air minum dan hal ini dapat menyebabkan penyakit
terlebih kepada anak-anak. Alka menjelaskan bahwa bakteri patogen di air sering
diabaikan atau bahkan tidak dideteksi sejak dini. Jadi sebelum bakteri patogen
berbaur dengan flora normal dan membentuk formasi yang lebih kuat ada baiknya
di deteksi sejak dini. Alka memperkenalkan kepada kita sebuah kit untuk
mendeteksi adanya cemaran bakteri Enterococus faecalis di dalam air
limbah dan air yang berada di sekitar kita. Kit ini merupakan bacteri indicator
USEPA (United Stated Environmental Protection Agency) yang digunakan untuk
melihat kualitas air. Sekarang peneliti sedang mengembangkan bakteri indikator
yang menggunakan metode USEPA yang mudah di bawa kemana-mana atau portable.
Selain itu pemateri juga menjelaskan bahwa bakteri Enterococus faecalis
mudah ditemukan dimana-mana dan mudah membentuk biofilm yang sulit untuk
dihilangkan.
Pemateri kedua merupakan bapak Subhan Hadi Kusuma, M.Si yang berkerja di Nagai Laboratorium Osaka Jepang. Bapak subhan menjelasan bahwa bioluminescent atau bioluminesensi merupakan fenomena berpedarnya cahaya karena adanya reaksi kimia tertentu. Ada beberapa organisme yang memiliki kemampuan bioluminescence alami seperti invertebrata air, jamur dan serangga seperti kunang-kunang. Bioluminescence ini erat kaitannya dengan fuoresen/fuoresensi yang merupakan proses pemindahan tingkat energi dari keadaan atom yang tereksitasi menuju keadaan yang lebih stabil. Seperti yang kita tau bahwa setiap cahaya memiliki panjang gelombang yang berbeda hal ini memicu reaksi FRET (Forster Resonance Energy Transfer) sehingga warna yang dipancarkan bisa berbeda setelah reaksi berlangsung. Pemateri menjelaskan Reaksi FRET rentan terjadi ketika fase mitotik pada sel. Selaian FRET juga ada istilah BRET (Bioluminescence Resonance Energy Transfer) merupakan metode yang digunakan untuk menguji interaksi protein dengan luciferase bioluminescent yang secara genetik menyatu dengan kandidat protein dan muatan protein fluoresent hijau menyatu dengan protein lain yang diminati. Interaksi kedua protein tersebut yang mengubah warna pancaran bioluminescent. Tujuan besar dari aplikasi bioluminescent ini adalah menciptakan kehidupan tanpa listrik karena tumbuhan bisa berpedar di dalam kegelapan hal ini dapat menjadi sumber cahaya alternatif atau mungkin sumber cahaya utama, anya waktu yang akan menjawabnya.
Pemateri ketiga
dan merupakan pemateri terakhir dalam webinar ini adalah bapak Musich Hidayat,
M.Si yang akan menjelaskan tentang cara kita memonitor hewan buas tanpa ikut
terlibat secara langsung dengan hewan tersebut. Bapak muslich menjelaskan cara
secara detail cara menempatkan camera dengan posisi angle yang baik sehingga
hewan bisa mudah diamati perilakunya di alam. Hal ini sangat berguna untuk
mengumpulkan data perilaku hewan pada jam sirkandian, kita juga dapat melihat
waktu ideal hewan tertentu kelua untuk beraktivitas. Pemateri juga menampilkan
beberapa video hasil tangkapan camera trap yang menangkap perilaku hewan merak
dan primata yang ada di hutan. Dalam pemasangan camera trap ada beberapa hal
yang harus diperhatikan yaitu angle camera, baterai camera, titik meletakkan
camera, tempat yang kedap air dan lain-lain.
Penulis : Cut Riski Nazila
Post a Comment