Field Trip ke Stasiun Ketambe: Impian Mahasiswa Biologi


Rina Mutia*)

Stasiun Penelitian Ketambe merupakan salah satu stasiun penelitian tertua yang terletak di Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) dan termasuk dalam Kawasan Ekosistem Leuser (KEL). Stasiun Penelitian Ketambe terletak di Kabupaten Aceh Tenggara Provinsi Aceh. Belajar di Stasiun Penelitian Ketambe merupakan suatu kebanggaan, terutama bagi mahasiswa Biologi Fakultas Sains dan Teknologi UIN Ar-Raniry Banda Aceh. Selama ini, kami hanya melihat Leuser terutama Staisun Ketambe melalui media sosial maupun elektronik. Tetapi kali ini kami ikut ambil bagian menjadi peserta yang berkunjung (field trip) kesana melalui kegiatan yang dirintis oleh  Forum Konservasi Leuser (FKL), Yayasan Hutan Alam dan Lingkungan Aceh (HAKA) dan didukung oleh BBTNGL dan DLHK Aceh.

Kegiatan ini dilaksanakan selama tiga hari pada gelombang kedua yang dimulai pada Tanggal 13 – 16 Juli 2018 yang terdiri dari Kampus Universitas Syiah Kuala (Biologi FMIPA)  dan UIN Ar-Raniry (Pend. Biologi FTK dan Biologi FST). Peserta yang  ikut  terdiri dari 9 orang, diantaranya 3 orang yang berasal dari perwakilan mahasiswa Biologi Fakultas Sains dan Teknologi UIN Ar-Raniry yaitu: Rina Mutia, Cut Nadia Rahmi, Mardili, dan didampingi oleh Muslich Hidayat, M.Si sebagai Dosen di Program Studi Biologi. Belajar selama tiga hari disana merupakan suatu kebahagiaan tersendiri karena kami juga merupakan bagian dari orang-orang yang menjaga Leuser dan berbagai kelestarian di dalamnya.

Kegiatan field trip yang bertema “Meningkatkan  Minat Mahasiswa Meneliti di Kawasan Ekosistem Leuser”  ini di adakan oleh FKL dan HAKA sebagai suatu upaya untuk menarik minat mahasiswa Aceh agar meneliti di Kawasan Ekosistem Leuser, salah satunya adalah stasiun Penelitian Ketambe yang sudah pernah dikunjungi oleh Leonardo Dicaprio, Aktor dunia terkenal beberapa tahun lalu.

Bukan sebuah hal biasa ketika sebuah impian menjadi kenyataan, khususnya bagi tiga mahasiswa biologi ini. Setahun sebelumya, mengunjungi bahkan sekedar singgah di Stasiun Penelitian Ketambe ini adalah impian yang masih tersimpan di benak masing-masing ketiga Mahasiswa ini. Namun pada Juli 2018, Tuhan menjawab doa’ mereka bahkan lebih dari itu. Mereka tidak hanya sekedar melakukan perjalanan biasa di Stasiun Penelitian Ketambe, tetapi juga belajar dan mendapat ilmu yang bermanfaat selama disana dan dapat langsung belajar di alam. Hari pertama, semua peserta diperkenalkan teknik mengukur DBH pohon, ketinggian pohon serta teknik menggunakan GPS oleh pembimbing. Malamnya, semua peserta diberikan materi oleh Sri Suci Utami Atmoko, Ph.D. tentang beberapa jenis metode penelitian yang bisa di aplikasikan di lapangan. Dr. Sri Suci Utami Atmoko, Phd adalah seorang Konservasionis Orangutan sejati dan sebagai ahli Orangutan di Indonesia dan merupakan satu-satunya peneliti indonesia yang masuk nominasi Indiana Police Prize di dunia pada tahun 2018 ini. 

Tiga Mahasiswa Biologi FST yang Terlibat dalam  Kegiatan Field Trip Ini
Keesokan harinya, peserta di bagi menjadi 3 kelompok untuk melaksanakan Mini Project. Mini project tersebut menggunakan dua metode, yaitu Metode Survey Sarang Orangutan /Fruit Trail dan Metode Point Count.  Metode Survey Sarang Orang Utan bertujuan untuk mengestimasi populasi orangutan berdasarkan jumlah sarang yang didapat. Sedangkan metode point count bertujuan untuk mengidentifikasi jenis hewan yang lewat ketika penelitian berlangsung.

Analisis data juga di lakukan pada hari yang sama, kemudian malam hari dilanjutkan presentasi hasil Mini project tersebut oleh masing-masing kelompok. Tidak hanya itu, peserta di ajari tentang fenologi oleh Prof Ibrahim yang mengetahui banyak jenis pohon di Stasiun Penelitian Ketambe. Hari terakhir, mahasiswa melakukan konsultasi judul penelitian dimasa yang akan datang bersama para ahlinya sehingga peserta tidak kebingungan ketika memilih judul dan menyusun proposal skripsi. Pihak penyelenggara kegiatan dan mahasiswa sebagai peserta field trip sangat senang apabila peserta tersebut kembali lagi ke Ketambe suatu saat untuk melakukan penelitian.

Bukan tanpa alasan Stasiun Penelitian Ketambe merupakan impian bagi kebanyakan mahasiswa pecinta alam dan peneliti. Hutan yang masih primer, serta lingkungan yang masih sangat asri merupakan alasan tersendiri bagi para mahasiswa dan peneliti asing. Selain itu, Stasiun penelitian ketambe merupakan Stasiun Penelitian Orangutan tertua didunia, namun bukan hanya orangutan saja yang bisa diteliti, tetapi masih banyak lagi fauna lain seperti kupu-kupu, semut, rayap serta jenis mammalia seperti kedih. Selain itu, jenis tumbuhan seperti anggrek dan tumbuhan jenis lainnya yang bisa diteliti. Penelitian yang bisa dilakukan bukan keanekaragaman hayati saja, namun masih banyak jenis penelitian lain seperti prilaku, distribusi, status konservasi, estimasi biomassa dan lainnya untuk dijadikan sebagai bahan penelitian.

Sungguh merupakan kebanggaan bagi ketiga mahasiswa Biologi Fakultas Sains dan Teknologi karena bisa memperoleh ilmu dan pengalaman serta mempelajari metode penelitian Orangutan dari ahlinya langsung. Bukan hanya metode penelitian, namun peserta juga dibekali dengan motivasi dan semangat untuk menghadapi tantangan lingkungan Aceh di masa depan, khususnya di bidang Ekologi dan Konservasi.


*) Penulis adalah Mahasiswa Biologi Fakultas Sains dan Teknologi UINAR (Leting 2015)

Tidak ada komentar