Prodi Biologi Saintek Adakan Seminar Tentang Leuser

Program Studi Biologi mengadakan acara Seminar Nasional tentang Leuser yang bertema “Implementasi Potensi Kawasan Ekosistem Leuser dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi” yang dilaksanakan di Aula Fakultas Sains dan Teknologi UIN Ar-Raniry, Rabu (25/10/1992). 

Acara tersebut diisi oleh lima keynote speaker yaitu Dedek Hadi I, S.Hut. T, M.Si (DLHK Aceh), Munawar, SH (BBTNGL), Sri Suci Utami Atmoko, Ph.D (ahli orangutan dari UNAS Jakarta), Muhammad Isa, S.Si (FKL), dan Muslich Hidayat (UIN Ar-Raniry). Peserta seminar terdiri dari unsur dosen, praktisi lingkungan, dan mahasiswa biologi dari beberapa kampus di Aceh.

Ketua panitia, Dr. Muslim Razali, MA mengatakan bahwa seminar ini terlaksana atas kerjasama dengan Forum Konservasi Leuser (FKL) dan dihadiri oleh 100 peserta lebih. Seminar ini dilakukan untuk memperkenalkan kawasan Leuser kepada para mahasiswa untuk melakukan berbagai kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Acara ini dibuka oleh Bapak Wakil Dekan III Dr. Ismail Anshari, MA dengan harapan dengan terlaksananya kegiatan seminar ini dapat meningkatkan rasa minat dan ketertarikan mahasiswa untuk mengembangkan potensi Kawasan Ekosistem Leuser (KEL).

Dalam kesempatan itu, Dedek Hadi yang merupakan perwakilan dari LHK Aceh mengatakan bahwa  Luas KEL di wilayah Aceh 2.255.557 Ha yang meliputi 13 Kabupaten di Aceh meliputi: Aceh Utara, Aceh Timur, Aceh Tamiang, Aceh Tenggara, Gayo Lues, Aceh Tengah, Bener Meriah, Aceh Barat, Nagan Raya, Aceh Barat Daya, Aceh Selatan, Aceh Singkil, dan Kota Subulussalam. Kawasan Hutan di KEL terdiri dari suaka Margasatwa Rawa Singkil, TNGL, Taman Buru Linge Isaq, Hutan Lindung, Hutan Produksi Terbatas, dan Hutan Produksi Tetap, dan area penggunaan lainnya. Oleh karena itu, dalam pengelolaan KEL oleh pemerintah Aceh perlu dilakukan pengaturan dalam rangka memberikan kepastian penatagunaan dan pengelolaan pada kawasan budidaya di dalam KEL.

Munawar yang mewakili BBTNGL dalam kesempatan tersebut menjelaskan potensi TNGL yang didalamnya terdapat keanekaragaman flora dan fauna terdiri dari 4000 spesies tumbuhan, 129 spesies mamalia, 350 spesies burung, Diantaranya terdapat 4 spesies kunci yaitu orangutan sumatera, badak sumatera, gajah sumatera, dan harimau sumatera. Jenis kegiatan yang siering dilakukan di kawasan TNGL adalah penelitian dan pengembangan, ilmu pengetahuan dan pendidikan, pembuatan film, ekspedisi, dan jurnalistik. Diskusi yang berlangsung alot adalah mengenai pengurusan SIMAKSI  (Surat Izin Masuk Kawasan Konservasi) ke kantor pusat BBTNGL Medan, dimana proses yang berlangsung lama bahkan berbulan-bulan lamanya. Selain itu, peserta dan masyarakat Aceh pada umumnya berharap TNGL dapat dikelola oleh Pemerintah Aceh dan kantor dapat dipindahkan ke Aceh karena sebagai besar wilayah TNGL berada di Aceh.

Dalam kesempatan lain, Ibu Sri Suci Utami Atmoko, Ph.D ahli orangutan dari UNAS Jakarta, dan juga peraih nominasi internasional bergensi di bidang konservasi satwa “Indianapolis Prize 2017” yang merupakan satu-satunya perwakilan Indonesia yang masuk ke dalam daftar tersebut lebih menjelaskan tentang orangutan sumatera dan stasiun risetnya. Selain itu, berbagai macam kajian subjek penelitian yang dapat dilakukan terhadap orangutan sumatera (Pongo abelii).

Muhammad Isa, S.Si. yang mewakili Forum Konservasi Leuser (FKL) lebih menjelaskan tentang stasiun riset penelitian dan mengajak para mahasiswa dan peneliti untuk mengkaji berbagai macam kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Stasiun Soraya menunggu dan memanggil para peneliti untuk melakukan kegiatan penelitian dan juga stasiun rongoh di Aceh Timur yang baru didirikan juga terus dilakukan pengembangan dan juga menunggu para peneliti-peneliti muda. Beliau juga menampakkan dokumentasi kegiatan-kegiatan di stasiun riset penelitian.

Muslich Hidayat, M.Si yang mewakili Fakultas Sains dan Teknologi UIN Ar-Raniry lebih memaparkan dalam hal membentuk kepribadian mahasiswa untuk lebih kreatif dan inovatif dalam mengembangkan potensi KEL dan melakukan kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi di kawasan tersebut.

Kegiatan ini dilakukan selama setengah hari yang diakhiri oleh pembagian plakat dan piagam penghargaan oleh Dekan Fakultas Sains dan Teknologi UIN Ar-Raniry.

Tidak ada komentar